Keranjang Pembawa Solusi
Artikel perdana
kali ini membahas tentang keranjang pembawa solusi. Kenapa bernama keranjang
pemabawa solusi ? penasaran ? yuk, kita simak ulasan dibawah terlebih dahulu.
Saat ini
permasalahan sampah menjadi konsen utama bagi masyarakat dan pemerintah untuk
segera diatasi. Terutama sampah domestik yang menyumbangkan persentase terbesar
setiap harinya. Untuk itu diperlukan langkah cepat dalam mengatasi persoalan
sampah domestik ini, agar sampah dapat segera diolah dan tidak ditimbun
sehingga tidak menyebabkan terbentuknya sarang penyakit. Untuk mengatasi
persoalan tersebut muncullah keranjang pembawa solusi bernama keranjang
TAKAKURA. Keranjang kompos Takakura adalah hasil penelitian dari seorang ahli
Mr. Koji TAKAKURA dari Jepang. Mr. Takakura melakukan penelitian di Surabaya
untuk mencari sistem pengolahan sampah organik. Selama kurang lebih setahun,
Mr. Takakura bekerja mengolah sampah dengan membiakkan bakteri tertentu yang
’memakan’ sampah organik tanpa menimbulkan bau dan tidak menimbulkan cairan.
Dalam
pelaksanaan penelitiannya, Mr. Takakura mengambil sampah rumah tangga, kemudian
sampah dipilah dan dibuat beberapa percobaan untuk menemukan bakteri yang
sesuai untuk pengomposan tak berbau dan kering. Jenis bakteri yang dikembang
biakkan oleh Takakura inilah yang kemudian dijadikan starter kit bagi keranjang
Takakura. Hasil percobaan itu, Mr. Takakura menemukan keranjang yang disebut ’Takakura
Home Method’ yang dilingkungan masyarakat lebih dikenal dengan nama ‘Keranjang
Takakura.’
Selain Sistem
Takakura Home Method, Mr. Takakura juga menemukan bentuk-bentuk lain ada yang
berbentuk ’Takakura Susun Method’, atau modifikasi yang berbentuk tas atau
kontainer. Penelitian lain yang dilakukan Takakura adalah pengolahan sampah
pasar menjadi kompos. Akan tetapi Takakura Home Method adalah sistem
pengomposan yang paling dikenal dan disukai masyarakat karena kepraktisannya.
Sampah yang bisa diolah
- Sisa
sayuran.
Idealnya sisa sayuran tersebut belum basi. Namun bila telah basi, cuci sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang airnya. Untuk sayuran yang bersantan, lakukan hal yang sama.
- Sisa nasi.
- Sisa ikan, ayam, kulit telur dll.
- Sampah buah yang lunak (anggur, kulit jeruk, apel, dan lain-lain). Hindari memasukkan kulit buah yang keras seperti kulit salak.
- Persiapkan wadah atau keranjang berukuran 40 liter
atau yang sekiranya cukup untuk menampung sampah. Pilihlah keranjang yang
berlubang-lubang kecil untuk sirkulasi udara. (lihat gambar) Tempatkan
keranjang pada tempat yang teduh, tidak kena hujan dan sinar matahari
langsung serta memiliki sirkulasi udara yang bagus. Letakkan penyangga
(batu bata atau bisa yang lain) pada bagian bawah keranjang agar aliran
udara bisa masuk.
- Masukkan sekam kedalam suatu wadah dan tempatkan
pada bagian bawah keranjang. Bantalan sekam berfungsi menyerap air,
mengurangi bau dan mengontrol udara agar mikroba berkembang dengan baik.
- Cari kardus bekas yang muat masuk kedalam keranjang
untuk menampung bahan-bahan yang akan dikomposkan. Letakkan kardus di atas
bantalan sekam.
- Isi wadah dengan starter atau kompos kurang lebih
setebal 5 cm. Kompos berfungsi sebagai starter proses pengomposan karena
di dalamnya terkandung mikroba-mikroba pengurai.
- Masukkan bahan yang akan dikomposkan. Bahan-bahan
yang akan dikomposkan sebelum dimasukkan ke keranjang harus dipotong
kecil-kecil ukuran 2 cm x 2 cm. Semakin kecil ukuran akan semakin cepat
terurai. Jika terlalu basah, tambahkan sekam atau serbuk kayu gergajian.
- Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan
yang akan dikomposkan. Bila perlu tambahkan selapis kompos yang sudah
jadi. Agar kompos beraroma jeruk, anda bisa menambahkan kulit jeruk ke
dalam keranjang.
- Untuk memastikan proses pengomposan berjalan,
letakkan tangan kita 2 cm dari kompos. Bila terasa hangat, dapat
dipastikan proses pengomposan bekerja dengan baik. Jika tidak, percikkan
sedikit air untuk memicu mikroorganisme bekerja. Bisa jadi kompos terlalu
kering sehingga memerlukan air.
- Lakukan kegiatan tersebut berulang-ulang selama 40 –
60 hari. Bahan yang telah menjadi kompos akan berwarna hitam, tidak berbau
dan tidak becek.
Catatan
- Satu keranjang dapat memuat sampah yang dihasilkan
oleh satu keluarga yang beranggotakan 7 orang. Sampah yang diolah maksimal
1,5 kg per hari, semakin sedikit sampah maka proses pengomposan akan
semakin cepat berlangsung.
Cara pemanenan
- Bila kompos di dalam Keranjang Takakura telah penuh,
ambil 1/3-nya dan kita matangkan selama seminggu di tempat yang tidak
terkena sinar matahari secara langsung. Sisanya yang 2/3 bisa kita gunakan
kembali sebagai starter untuk pengolahan berikutnya.